Tips Menghadapi Tipe Bos Yang Pemarah

Tips Menghadapi Tipe Bos Yang Pemarah

Masih ada diantaranya yang saat ini diberikan kepercayaan untuk menjadi bos di sebuah perusahaan, sekolah, kantor, organisasi, atau kelompok yang paling kecil sekalipun. Menjadi suatu amanah bagi orang-orang yang bersungguh – sungguh untuk mewujudkan kepemimpinan menjadi sesuatu yang lebih baik. Segala bentuk tantangan, celaan, tidak terima atas keputusan akan menjadi menu harian wajib bagi seorang bos, apalagi memilih menjadi bos dalam salah satu perusahaan bisnis, produk jasa maka secara emosi akan selalu berhubungan langsung dengan mitra kerja.

Posisi diantara klien atau sebagai mitra kerja untuk dinilai handal dengan posisi sebagai bos menjadikan situasi ini menjadi sulit dan perasaan menjadi lebih sensitif. Secara logika dan pemikiran orang-orang dalam posisi tersebut kadang menjadi tampak lain, kadang tampak sangat kontra produktif, disatu sisi harus bersikap terbuka dalam memelihara hubungan kerjasama dengan klien dan sisi yang lain harus terkesan sempurna sebagai bos diantara bawahannya. Kadang beberapa teman dekat bisa terlihat seperti ada jarak yang sangat jauh, dengan adanya perbedaan kepentingan dan bisnis.

Sebagai seorang bos, ada wewenang untuk melakukan pengarahan dan menegur, dalam kondisi tertentu, tekanan emosional sulit untuk diatur, kadang diri kita menjadi sangat lepas kendali menjadi bos yang pemarah. Berdalih untuk kebaikan organisasi atau perusahaan, perilaku dan bahasa yang kasar dalam membina bawahan sepertinya menjadi suatu cara yang baik untuk dilakukan.

Salah satu komentar unik yang masih tidak bisa dilupakan atas bentuk kemarahan seorang bos yang pemarah, “apabila dia (bos) sedang marah dalam rapat, maka jatuhnya jarum pentul saja masih terdengar oleh semua peserta rapat yang ada di ruangan itu”.

Sobat, menjadi seorang bos yang juga sebagai pemimpin adalah seni dalam mengelola manusia sebagai pekerjaan yang membutuhkan kesabaran yang teramat. Manusia masih merupakan misteri pada sisi yang lain, namun bukan misteri yang tak terpecahkan.

Sebagian dari kita tentu pernah mengalami pada dua sisi yang berbeda, tidak bisa dipungkiri bahwa memiliki pengalaman sebagai pemimpin maupun bawahan dapat memudahkan setiap orang untuk memiliki potensi ke arah yang lebih baik, dan tugas kita adalah “bekerja keras” menemukan cara yang terbaik untuk semua, ingatlah pepatah mengatakan bahwa marah adalah “sesuatu tanda tak mampu“.

Ingatlah sebuah bahasan yang menyatakan bahwa “mulutmu adalah harimau-mu”. Semua ucapan yang buruk yang dilontarkan kepada orang lain maka akan kembali dan memakan diri kita sendiri. Pimpinan yang pemarah, emosional, dan menyakiti sejatinya bukanlah pemimpin yang baik, karena itu berarti dia belum bisa memimpin dan mengendalikan diri nya sendiri.

Bos yang baik adalah seorang pemimpin, seorang pemimpin adalah menyadarkan tanpa harus menyakiti. Tengok saja imbas dari karakter bos yang mudah marah dari keluhan bawahan yang terkesan kecewa atas kebiasaan bos tersebut, kebanyakan dari mereka manjadikannya satu bahan untuk gosip yang menarik di pagi hari atau disela kesibukannya.

Untuk menghadapi tipe bos yang mudah temperamental, seperti gampang marah dan tersinggung, sebelum memutuskan untuk mundur, ada beberapa tips unik untuk mencoba menghadapinya seperti yang kita inginkan untuk menciptakan kebaikan bagi semua dengan melihat hal yang menyebabkan kemarahannya seperti :

Daftar Isi

Mencari Penyebab Kemarahan Berhubungan Dengan Pekerjaan

Bisa jadi anda sering melakukan kesalahan yang menurut kita sepele sehingga apabila dibiarkan akan menjadi bom waktu menyebabkan kemarahan bos meledak. Misalnya, terlambat menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga bos selalu menanyakan hasil pekerjaan kita hingga 2 – 3 kali, bos lupa jadwal pertemuan dengan klien, pekerjaan banyak yang tertunda sehingga bagian lain juga mengalami keterlambatan.

Segeralah evaluasi perkerjaan Anda setiap minggu dan lakukanlah perbaikan. Apabila terdapat rekan kerja yang selalu berbuat kesalahan, bantulah pekerjaan-nya namun tidak membuatnya bergantung, kebiasaan melaporkan kesalahan atau menjelekkan rekan kerja yang lain kepada bos malah akan menambah beban psikologis-nya sehingga dapat menyebabkan kemarahannya memuncak.

Mengingat Kemarahannya Berdasarkan Waktu Terjadinya

Selalu mengingat kapan saja bos anda mudah “marah”? Apakah di saat awal bulan? waktu pembagian THR yang menguras uang perusahaan ?. Kalau bos anda perempuan, bisa jadi akibat gangguan PMS (pre-menstruation syndrome). Jika sudah tahu penyebabnya, atur waktu agar pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Anda dapat selesai sebelum ia “marah besar”.

Sikap Bawahan Yang Tidak Baik

Dengarkan apa yang dikatakan  bos dengan sikap baik dan jangan memotong kalimatnya bila tidak ingin membuatnya bertambah marah, bersikaplah rileks namun tidak menunjukan nada lemah karena akan menganggap kemarahannya bermanfaat. Jika kemarahannya itu ditujukan kepada kita karena pekerjaan kita, janganlah selalu membuat alasan apalagi melibatkan orang lain karena dengan membuat alasan maka akan berpotensi membuat bos tambah marah.

Jika anda ditegur di depan umum atau dipermalukan di depan karyawan lain, jangan langsung melawan. Apabila kemarahan bos sudah reda, beri penjelasan, alasan dan sedikit perlawanan itu dengan sikap sopan.

Seorang Bos Ingin Tampil Sempurna

Terutama pada individu berkarakter perfeksionis atau berhadap semua urusan yang dihadapinya harus sempurna. Jangan berharap ia akan menyadarinya, tapi anda-lah yang harus bersikap pro-aktif tetapi tidak bersifat menjilat. Misalnya, sebelum rapat buatlah usulan yang disusun rapi termasuk solusi permasalahannya dan membuat catatan hasil pertemuan (notulen).

Faktor Penyebab External dan Internal

seseorang menjadi marah dapat dibedakan menjadi dua yaitu: external dan internal. Faktor external adalah hal-hal yang datang dari luar diri sang individu. Misalkan bos anda bisa menjadi marah karena terjebak macet atau terlambatnya jadwal meeting dengan klien. Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada di dalam diri seseorang (genetik).

Dengan kata lain ada unfinished business yang bisa memicu anda untuk marah. Misalkan bos yang memiliki rasa kawatir berlebihan terhadap hal tertentu, ketidakmampuan dalam berinteraksi, adanya pengalaman traumatik atau pun kenangan pahit di masa lalu. Untuk hal ini, anda sebaiknya menghindarinya atau jangan asal nyelonong begitu saja kepada bos marah, bisa jadi anda kena semprot.

Faktor Sosial Budaya

Dalam budaya masyarakat tertentu amarah atau marah sering dianggap sebagai suatu hal yang negatif. Individu seringkali diajarkan bahwa mengungkapkan atau melepaskan kecemasan, depresi atau emosi yang lain adalah baik kecuali kemarahan. Akibatnya individu menjadi tidak pernah belajar bagaimana mengatasi rasa marah ataupun mengekpresikan kemarahan secara konstruktif. Berdasarkan faktor ini, perbedaan sosial budaya dapat membedakan pandang bahwa seseorang sedang marah atau tidak, seorang bawahan akan merasa selalu dimarahi oleh bos-nya padahal bos-nya sendiri tidak merasakan hal itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *