Tuntutan kebutuhan dan situasi kondisi yang tidak menentu memaksa seseorang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain sehingga bisa menentukan seseorang untuk memilih pekerjaan yang tepat dengan kondisi setiap individu.
Masing-masing dari kalangan pekerja akan selalu memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, dengan didasari motivasi terhadap jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan latar belakang mereka. Sebagian besar dari mereka akan memilih untuk menelan bulat-bulat peluang kerja yang ada dihadapan, apapun resikonya asalkan pekerjaan itu sudah sesuai dengan hope-nya terhadap pekerjaan, sehingga akan mendorong seseorang untuk berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya.
Mudah-mudahan bahasan ini tidak membuat Anda untuk selalu berpikir bahwa Anda bisa menentukan siapa untuk dijadikan boss Anda melainkan sekedar berusaha menemukan tipe-tipe calon boss Anda sehingga setelah masuk dan menjadi bagian dalam perusahaan, Anda dapat merasakan hubungan yang harmonis dalam perusahaan.
Saya pernah menemukan referensi mengenai penyebab hubungan dalam pekerjaan menjadi kurang harmonis, salah satunya adalah karena faktor bawahan yang merasa pintar dari boss-nya, sehingga bawahan menganggap diri-nya “lebih baik” dibandingkan boss sebagai pimpinannya.
Dengan mengetahui bahasan ini, seseorang akan terhindar dari tindakan atau keputusan yang sia-sia, kenapa demikian? Sebab banyak dari Anda yang memilih untuk pindah dari perusahaan satu ke perusahaan lainnya, disebabkan ketidak-nyamanan dalam bekerja, atau malah pada akhirnya Anda justru memutuskan untuk kembali kepada perusahaan lama Anda.
Penilaian awal yang akan menjadi sebuah pertanyaan adalah apakah calon boss kita adalah sesuai dengan harapan kita? Karena tidak sedikit seperti orang-orang dari lingkungan kita yang mengorbankan masa kerja mereka dan memilih untuk bergabung dengan perusahaan lain dengan alasan yang beragam.
Mari kita tunda dulu bahasan mengenai istilah boss, karena ada hal yang saya rasa cukup penting untuk kita simak lebih dalam, masalah bukan disebabkan dari kurangnya jumlah salary yang diterima atau akibat terlalu banyaknya pekerjaan yang dibebankan ke kita, atau alasan lain yang membuat kita membuat pilihan lain, bisa saja karena faktor diri sendiri atau bisa jadi masalah disebabkan oleh faktor kepemimpinan itu sendiri.
Salah satu hubungan vertikal yang terjalin antara pemimpin atau boss dan yang dipimpin adalah faktor motivasi. Motivasi adalah daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan berintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan, Hasibuan (2000 : 142).
Sampai disini masih belum cukup terjawab, masih banyak penjelasan mengenai teori kepemimpinan, namun pada bahasan ini, saya mengambil hubungan antara pimpinan dan bawahan lebih disebabkan karena faktor motivasi. Jadi pembahasan motivasi akan dengan sendirinya membahas mengenai bagaimana upaya pimpinan dalam mengarahkan kemampuan bawahannya agar mau bekerja sama dengan mengerahkan semua kemampuannya untuk mencapai tujuan.
Pemimpin atau boss dalam perusahaan dapat mempengaruhi nilai kepuasan kerja, moral, kenyamanan dalam pekerjaan sampai kepada suasana dalam pekerjaan sehingga dapat menciptakan prestasi dalam perusahaan. Seseorang akan termotivasi dengan memberikan segenap kemampuannya terhadap perusahaan, begitupun sebaliknya, seseorang akan menyimpan dalam-dalam kemampuan terbaiknya disebabkan seorang pimpinan tidak peka terhadap potensi bawahannya (efektivitas manager).
Apabila kita dapat mengidentifikasi kualitas yang berhubungan dengan (1) kepemimpinan, (2) kemampuan dalam memilih calon pemimpin atau boss, (3) berbagai perilaku dan (4) teknik kepemimpinan, yang semua unsur tersebut dapat kita pelajari. Beberapa yang bisa menjadi petunjuk untuk dapat meng-identifikasi-kan dalam memilih calon boss dalam perusahaan antara lain :
Memilih calon boss yang mampu mengenali situasi kelompok yang dipimpinnya dalam mendukung dan mewujudkan fungsi kepemimpinannya sehingga dapat menjalin kerjasama dalam mencapai tujuannya.
- Salah satu ciri pertama boss ini adalah mereka mampu menjalankan fungsi kepemimpinannya melalui kemampuan dalam mengarahkan (direction) orang-orang yang dipimpinnya, sebagai indikator-nya dalam memilih tipe boss ini adalah tanggapan dari bawahannya terhadap tindakan atau aktifitas memimpinnya.
- Ciri yang kedua adalah kemampuan dalam melibatkan orang disekitar yang dipimpinnya secara kelompok melalui kebijakan yang dibuatnya, yang bisa menjadi indikator untuk memilih tipe boss ini adalah seberapa banyak orang dari kelompok-nya dapat digerakan dalam mencapai tujuan.
Tips dalam memilih calon boss, apabila kita mencoba berdasarkan konsep yang ditawarkan oleh manajemen di Amerika bahwa seorang boss harus memiliki unsur melayani (serve). Istilah yang terkandung dalam kata melayani adalah :
- Kemampuan melihat masa depan
- Kemampuan dalam melibatkan dan mengembangkan anggota atau kelompok yang dipimpinnya
- Memiliki pengendalian dalam membentuk diri sebagai pimpinan
- Mengendalikan dalam menjalankan sistem dan proses-nya serta pengendalian dalam melibatkan struktur organisasi
- Mampu menghargai hasil dan hubungan yang terjalin dan
- Mampu mewujudkan nilai sebagai seorang pimpinan dengan cara meningkatkan potensi dalam merumuskan nilai-nilai kemudian dapat memperlihatkannya dalam bentuk tindakan.
Sebagai indikator dari tipe boss ini adalah boss yang dalam memimpinnya tidak didasari oleh nilai kekuasaan atau jabatan melainkan didasari oleh keinginan untuk melayani sehingga dapat ditiru dan diikuti oleh bawahannya.
Memilih calon boss yang berprestasi di setiap pekerjaannya, menurut steers (1985), prestasi seseorang berdasarkan gabungan 3 (tiga) unsur yaitu, (1) kemampuan, perangai dan minat, (2) Kejelasan dan penerimaan atas kejelasan seorang pekerja dan (3) tingkat motivasi.
Berdasarkan teori tersebut, tipe boss memiliki kemampuan dalam hal memimpin dengan perangai yang baik yang di implementasikan dalam perilaku sebagai pimpinan sehingga kelompok yang dipimpinnya akan lebih menerima dia untuk memimpin kelompoknya.
Sebagai boss tentunya didasari oleh motivasi/kemauan untuk memimpin seperti menurut Jacobs dan Jaquest (1990 : 281) bahwa kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemempuan untuk memimpin dan mencapai tujuan.
Memilih calon boss berdasarkan jenis perusahaan, maka terlebih dahulu Anda harus dapat membedakan tipe boss berdasarkan perusahaan yang dijalankannya. Sebagai contoh kasus dapat Anda perhatikan beberapa perusahaan yang pernah Anda masuki, apakah jenis perusahaan yang sama akan memiliki karakter calon boss yang sama pula?.
Kita perlu mengenal beberapa tipe kepemimpinan yang memiliki fungsi pokok sebagai instruktif, konsultatif, partisipasi, delegasi dan pengendalian, dimana masing-masing fungsi tersebut berdasarkan jenis perusahaan atau bidang-nya akan memiliki salah satu fungsi kepemimpinan yang lebih dominan/menonjol, seperti perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa keamanan (penanganan gangguan), maka fungsi sebagai calon boss dalam perusahaan tersebut akan lebih menonjol adalah fungsi instruktif dan pengendalian.
Sebagai tambahan untuk perusahaan jasa pengamanan, boss akan berfungsi sebagai pembuat keputusan, negosiator dengan perusahaan rekanannya dan sebagai pengusaha yang akan mempertimbangkan untung dan rugi dari semua kebijakan yang dibuatnya.