Pada dasarnya karyawan memiliki potensi masing-masing, diantaranya masih ada yang belum menyadari adanya potensi di dalam dirinya sendiri. Cobalah mempertanyakan potensi diri yang dimiliki dimulai denga cara pengenalan diri, menentukan tujuan hidup, motivasi hidup, berpikir secara positif dan belajar menghargai diri sendiri apa adanya.
Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal. Secara umum, potensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
- Kemampuan dasar yang meliputi tingkat intelegensi, kemampuan abstraksi, logika dan daya tangkap seseorang.
- Etos kerja yang meliputi tingkat ketekunan, ketelitian, efisiensi kerja dan daya tahan seseorang terhadap tekanan.
- Kepribadian yang meliputi tingkat pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan, serta kebiasaan seseorang, baik jasmaniah, rohaniah, emosional maupun sosial yang ditata dalam cara khas di bawah aneka pengaruh luar.
Potensi diri merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh masing-masing karyawan yang dapat di kembangkan secara maksimal karena sesungguhnya perubahan hanya bisa terjadi jika karyawan itu sendiri dan lingkungan kerja mengetahui potensi-nya kemudian potensi itu dapat diarahkan kepada tindakan yang tepat.
Sementara untuk menilai kemampuan dasar seorang karyawan, terhadap penilaian tingkat intelegensi dan kemampuan dasar lainnya, dapat dilakukan dalam memberikan tes interview dan psikotest, hal itu untuk mencari kemampuan intelektual dan kepribadian seseorang sebelum memasuki pekerjaannya.
Realita yang terjadi di lingkungan kerja, memang seperti ini, seperti memberikan penilaian terhadap orang lain jauh lebih mudah daripada menilai diri sendiri, walaupun pada kenyataannya menilai orang lain atau karyawan secara objective dari satu sudut pandang tertentu dibutuhkan latihan yang terencana, sistematis dan terkontrol supaya penilaian terhadap orang lain tidak melebar (Gosip).
Cara untuk mengetahui, menilai atau mengukur potensi diri seorang karyawan yang cukup sulit adalah melalui intropeksi diri secara individu, seseorang karyawan perlu meluangkan waktu untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukannya, apa yang telah ia capai dan apa yang ia miliki sebagai suatu kelebihan yang dapat mendukung dan apa-apa yang ia miliki sebagai suatu kekurangan yang menghambat tercapainya prestasi tinggi.
Hubungan timbal balik merupakan komunikasi yang ditujukan kepada seseorang yang akan memberikan informasi kepada orang yang bersangkutan, bagaimana orang lain terkena dampak olehnya, bagaimana kesan yang ditimbulkan pada orang lain dengan tingkah laku yang ditunjukkannya.
Hubungan timbal balik akan membantu seseorang untuk menelaah dan memperbaiki tingkah lakunya dan dengan demikian ia akan lebih mudah mencapai hal-hal yang diinginkannya.
Banyaknya tugas-tugas yang tidak dapat diselesaikan lebih kepada faktor kemampuan / skill seorang karyawan, sepertinya bagi seorang karyawan yang selalu memiliki kesan jelek dari hasil pekerjaannya atau orang – orang menilai bahwa seseorang memiliki masalah dalam mengembangkan potensi dirinya.
Seorang rekan kerja saya yang cukup berpengalaman dalam urusan personalia, pernah mengeluhkan masalah seorang karyawan yang selalu memiliki hasil jelek dari pekerjaannya, dengan jelasnya menyampaikan bahwa “dia memang tidak mampu” dalam menyelesaikan pekerjaannya tanpa harus bongkar pasang orang atau sistem dan tektek bengeknya.
Cara terakhir untuk menilai potensi seorang karyawan adalah dengan cara tes kepribadian merupakan salah satu instrumen untuk pengenalan diri sendiri, beberapa tes kepribadian bisa dilakukan melalui test psikotest untuk pengukuran potensi diri yaitu pada tes kepercayaan terhadap diri sendiri, tingkat kehati-hatian, daya tahan seseorang dalam menghadapi cobaan yang dihadapi, tingkat toleransi, dan pengukuran ambisi.